Minggu, 02 Oktober 2011

Morfologi dan Contohnya


1)      Morfologi itu apa?
Morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal. Sebagai contoh analisa  morfologis mari kita ambil bentuk ajar. Dengan menambahkan meng- di depannya kita dapat membentukkan kata mengajar. Tetapi proses-proses morfemis dapat menghasilkan cukup banyak kata lain mis. Belajar, pelajaran, pelajar, pengajar, mengajarkan, mengajari, mempelajari, diajar, diajarnya, diajarkan, diajari, kuajar dst.
2)      Morfem bebas dan terikat; dasar dan imbuhan, kontini dan diskontinu
Morfem bebas dapat berdiri sendiri, yaitu bisa terdapat sebagai suatu “kata”, sedang merfem terikat tidak terdapat sebagai kata tetapi selalu dirangkaikan dengan satu atau lebih morfem yang lain menjadi suatu kata.

3)      Kata dan struktur morfemis
Sebuah kata dapat terdiri dari atas morfem asal + morfem asal , dan srtuktur tsb. Disebut kata majemuk. Bumiputra, syahbandar, matahari. Konstituen-konstituen kata majemuk sering disebut “komponen”. Lagipula kata polimofemis dapat terdiri atas mlorfem asal + imbuhan (atau sebaliknya) mis. Berdiri, asuhan, kedua. Demikian pula bermacam-macam struktur, terdiri atas morfem asal, dan morfem imbuhan, satu atau lebih, dalam urutan tsb. atau sebaliknya, dapat banyak kita temukan dalam bahasa.
4)      Variasi alomorfemis
Seperti halnya dengan fonem yang direalisasikan atas bermacam-macam alofon, demikian pula morfem itu dapat tampak dalam bentuk “alomorf” yang bermacam-macam. Bandingkan misalnya, konstituen mem- dalam bentuk membuat dengan me-, dalam melamun, dengan meng- dalam menghambat, dst. Jelaslah d sini ada “anggota-anggota” dari satu morfem saja. Tetapi berbeda dari variasi alofonemis, yang ditentukan atas dasar fonetisnya saja, dalam variasi alomorfemis, kaidah-kaidah alovariasi itu tidak harus seluruhnya berdasarkan pengaruh bunyi, variasi itu dapat berdasarkan kaidah yang lain tanpa dasar fonemis.
5)      Morfem, morf, dan alomorf
Sudah jelas bahwa morfem itu pada umumnya berwujud abstrak. Suatu contoh yang lebih jelas dari abstraknya morfem sebagai konstituen itu ialah contoh jamak dalam bahas inggris. Asalkan realos Istilah ”morf” dipakai demi manfaat praktisnya.si alomorfemis tidak tampak dalam bentuk fonemis, karena dasar umum fonemis untuk semua alomorf morfem.
6)      Asimilasi morfofonemis
Dalam asimilasi fonetis ada penyusuaian suatu bunyi pada suatu bunyu yang lain tetapi identitas fonem dipertahankan, jadi perubahan yang bersangkutan terjadi sebagai perubahn alofonemis saja. Dengan kata lain, perubahan tersebut tidak diakibatkan oleh suatu proses morfemis; perubahab tsb adalah hasil dari perangkaian kata.
7)      Beberapa jenis morfem
Morfem-morfem yang dipakai untuk proses adalah: (1) afiks; (2) klitika, (3) modifikasi intern, (4) reduplikasi, (5) komposisi. Nama-nama tersebut juga dipakai sebagai nama proses.
a.       Afiksasi
Afiksasi adalah penambahan dengan afiks. Afiks itu selalu berupa morfem terikat, dan dapat ditambahkan pada awal kata (prefiks) dalam proses yang disebut prefiksasi, pada akhir kata (sufiks) dalam proses yang disebut sufiksasi, untuk sebagian pada awal kata serta untuk  sebagian pada akhir kata (konfiks, ambifiks, atau simulfiks) dalam proses yang disebut konfiksasi, ambifiksasi atau simulfiks, atau di dalam kata itu sendiri  sebagai suatu “sisipan” dalam proses yang disebut infiksasi.
b.      Klitiksasi
Istilah klitika (pro- dan en-) sering dipakai untuk menyebutkan kata-kata singkat yang tidak beraksen dan oleh karena itu selalu harus ‘bersandar’. Sebagai contoh klitika bahasa Indonesia: akhiran lah-, -kah, dan –pun.tetapi dalam kata-kata tertentu morfem –pun terdapa sebagai morfem terikat, seperti dalam walaupun, meskipun, kendatipun, maupun.
c.        Modifikasi intern
“Modifikasi intern” dipinjam dari istilah inggris “internal modification”. Yang dimaksud disini ialah perubahan seperti akar-akar kata yang bersangkutan adalah morfem terbagi pula; pasti tidak berupa infiks juga, karena infiks dianggap berupa utuh atau kontinu. Modifikasi demikian kita temukan pula dalam banyak bahasa Indo-Eropa, dalam kata kerja ‘kuat’ mis, seperti dalam Inggris. sing-sang-sung. Modifikasi yang amat mirip dengan contoh-contoh tadi kadang-kadang menyertai reduplikasi dalam bahasa Indonesia: mondar-mandir.
d.       Reduplikasi
Proses reduplikasi terdapat dalam banyak sekali bahasa, meskipun dalam bahasa “tipe” tertentu (mis, bahasa-bahasa Indo-Eropa) hampir tidak dijumpai. Konstituen yang dikenai reduplikasi dapat monomorfemis, dapat polimorfemis juga: meja-meja, kebun-kebun, dls. Reduplikasi seperti itu disebut reduplikasi penuh: seluruh bentuk asal direduplikasikan.
e.        Komposisi
Komposisi adalah perangkaian bersama dua morfem asal yang menghasilkan satu kata.

8)      Afiksasi dan paradigma
Afiksasi sering dikatakan menghasilkan suatu paradigma. Paradigma adalah daftar lengkap perubahan afiksasi yang mungkin dengan morfem asal yang sama. Dalam ilmu linguistik ada dua pengertian paradigma tadi: (1) semua perubahan afiksasi yang mempertahankan identitas kata. (b) tentang istilah “paradigma” sudah tidak begitu umum lagi dan lazim.
9)      Fleksi dan derivasi
Istilah “fleksi” atau “infleksi” berarti semua perubahan paradigmatis yang dihasilkan dengan proses morfemis manapun, entah dengan afiksasi, modifikasi intern, entah dengan reduplikasi persial; variasi paradigmatis dengan reduplikasi penuh tidak lazim disebut fleksi.

10)   Produktivitas
Proses morfemis dikatakan produktif bila dapat diterapkan pada konstituen yang tidak lazim, atau belum pernah, mengalaminya; dan proses tsb. dikatakan bersifat tidak produktif bila tidak dapat diterapkan pada konstituen yang belum pernah mengalaminya.
11)  Beberapa istilah tambahan
Dalam proses paradigmatis biasanya ada beberapa “makna” yang dinyatakan ole perubahan paradigmatis itu. Disini disebutkan: jumlah (number), jenis (genre),kala (tense) dls. Orang dibagi atas orang pertama, orang kedua, dan ketiga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar